Apasih itu Korosi?. Mengawali goresan pena yang berjudul pengertian korosi, jenis, faktor penyebab, & cara mencegahnya cukup melelahkan bagi penulis untuk menyelesaikannya. Alasannya, isu mengenai korosi cukup sulit untuk ditemukan, terlebih lagi isu yang sederhana. Kedua, korosi yang biasanya ada dalam pelajaran kimia, tidaklah penulis mengerti lantaran penulis sangat malas dalam mengikuti pelajaran kimia. Sekian.
Tidak hanya itu, penulis juga merangkum dari banyak sekali sumber yang mana isu mengenai korosi kurang akurat dan terkadang terdapat perbedaan antara isu yang berada di situs-situs lainnya. Alhasil menciptakan penulis mencari tempat atau referensi yang lebih baik yang sanggup anda lihat di paling bawah.
Namun, dengan pembahasan ini, korosi, penulis mengingat kembali mengenai pembelajaran yang pernah penulis tempuh. Korosi, erosi dan pengikisan dll. Semoga benar.
Pembahasan mengenai korosi terlebih yang paling susah berdasarkan penulis yaitu penyebab korosi, faktor-faktor yang mempengaruhi korosi dan juga cara mencegah korosi. Alasannya, lantaran problem sumber yang kurang akurat, yang mengurangi profesionalisme dari selama ini kalau menyajikan isu yang abal-abalan.
Kedua dari banyak angka-angka perhitungan yang lagi-lagi dalam merangkum isu tersebut membutuhkan waktu ekstra dalam menuntaskan sampai termuat judul Pengertian korosi, jenis-jenis korosi, faktor penyebab korosi dan cara mencegahnya.
Bagi teman-teman yang telah membaca atau melihat isu mengenai korosi baik itu pengertian korosi, sampai cara mencegah atau pencegahan korosi sanggup teman-teman share kepada teman-teman sekelas atau ketempat dimana seluruh orang sanggup mengetahui isu ini. Mengapa?. Lagi-lagi beramal.
Beramallah kepada siapapun, biar apa yang kita lakukan sanggup berkah termasuk penulis dan termasuk teman-teman. Ingat ketika kita membagikan isu ini, kemudian sahabat anda mendapat kemudian membagikannya lagi, maka dari anda teman-teman anda sanggup bersedekah dan mendapat pahala.
Apalagi perkemahan teknologi, tentu menciptakan bersedekah lebih mudah. Beramal tidak serta merta uang, sanggup dengan membangikan isu ini itu sudah beramal.
Semoga teman-teman membacanya, dan melakukannya. Untuk melihat isu mengenai pengertian, korosi, jenis-jenis atau macam-macam korosi, penyebab korosi dan cara mencegahnya sanggup dilihat dibawah ini..
Pengertian Korosi: Apa itu Korosi?
Korosi yaitu sesuatu yang teramat berbahaya, baik secara pribadi ataupun tidak langsung. Pada bidang industri minyak dan juga gas, proses dari korosi yaitu terjadinya suatu problem yang penting dan perlu diperhatikan lantaran terjadi suatu dampak akhir dari korosi yang demikian cukup besar. Contohnya pada bidang industri minyak dan juga gas melalui pengeboran menuju platform proses, maka sanggup menimbulkan kerusakan (damage) dan kebocoran yang terjadi melalui pipa tersebut.Dampak yang terdapat di Korosi secara pribadi ialah membutuhkan biaya dalam mengganti material-material logam ataupun alat-alat yang sanggup mengakibatkan korosi. Jika pengerjaan dalam penggantian material terkorosi, biaya dalam pengendalian korosi dan biaya tambahannya membua kontruksi melalui logam yang lebih tebal.
Hal tersebut sanggup berdampak secara tidak langsung, dimana korosi sanggup mengakibatkan terjadi suatu kerugian contohnya penyediaan gas sanggup terhenti, image suatu perusahaan sanggup menurun, nilaidari suatu saham menjadi turun dan juga sanggup menghasilkan safety yang rendah.
Menurut Einar Bardal, Korosi merupakan degradasi dari material (biasanya logam) yang terjadi dari reaksi elektrokimia material tersebut bersama lingkungannya.
Ada banyak para mahir menyebutkan terutama dari Trethewey, dan CHamberlain serta Rini Riastuti dan Andi Rustandi bahwa kroosi merupakan penurunan mutu logam dari adanya reaksi eletrokimia dengan lingkungannya. Lingkungan demikian berupa air, gas, udara, larutan asam, dan lain-lainnya.
Menurut Hakim bahwa korosi atau pengkaratan yaitu suatu kejadian kerusakan atau terjadinya penurunan kualitas suatu dari materi logam yang terjadi, disebabkan oleh reaksi lingkungan. Adapun istilah korosi berlaku dalam material non logam contohnya plastik, keramik dan juga karet. Sebagai rujukan dari rusaknya cat karet lantaran terdapat sinar matahari atau terkena suatu materi kimia yang mencair menyerupai lapisan tungku pembuatan baja, serangan logam yang solod oleh logam yang cair (Liquid metal corrosion).
Jenis-Jenis Korosi
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Halwan Jaya dkk bahwa korosi mempunyai banyak sekali macam bentuk. Bentuk dari setiap korosi mempunyai karakteristik dan juga mekanismenya yang berbeda-beda. Jenis atau macam-macam korosi tersebut yaitu sebagai berikut..1. Korosi Merata
Korosi merata merupakan bentuk dari korosi yang biasanya terjadi. Korosi merata ditandai dengan adanya reaksi kimia atau elektrokimia pada permukaan bereaksi. Dampknya sanggup terlihat contohnya logam menjadi tipis dan balasannya terjadi kegagalan pada logam tersebut.
Korosi merata juga keadaan kerusakaan yang besar pada material. Namun, korosi merata kurang diperhatikan lantaran bergantung dari umur suatu peralatan dan sanggup diperkirakan secara akurat dengan pengujian yang lebih sederhana. Adapun bentuk atau cara mencegah terjadinya korosi merata yaitu pelapisan inhibitor dan juga perlindungan katodik.
2. Korosi Galvanik
Perbedaan yang potensian dan sering terjadi diantara kedua logam yang berbeda, pada ketika keduanya di celupkan dari laturan korosif. Saat logam itu berkontak, terjadi sesuatu perbedaan potensial yang sanggup menghasilkan aliran elektron. Elektron tersebut mengalir dari logam yang kurang muliah (anodik) ke metal yang lebih mulia (katodik).
Akibatnya pada metal yang kurang mulia sanggup berubah ke ionion yang lebih positif lantaran bisa kehilangan elektron. Ion-ion positif metal sanggup beraksi dengan ionion negatif yang terdapat di dalam elektrolik menjadi garam metal. Karena kejadian demikian permukaan anoda sanggup kehilangan metal.
Perbedaan yang potensian dan sering terjadi diantara kedua logam yang berbeda, pada ketika keduanya di celupkan dari laturan korosif. Saat logam itu berkontak, terjadi sesuatu perbedaan potensial yang sanggup menghasilkan aliran elektron. Elektron tersebut mengalir dari logam yang kurang muliah (anodik) ke metal yang lebih mulia (katodik).
Akibatnya pada metal yang kurang mulia sanggup berubah ke ionion yang lebih positif lantaran bisa kehilangan elektron. Ion-ion positif metal sanggup beraksi dengan ionion negatif yang terdapat di dalam elektrolik menjadi garam metal. Karena kejadian demikian permukaan anoda sanggup kehilangan metal.
Korosi akan menyerang logam yang ketahanan-korosinya lebih rendah dan serangan pada logam yang lebih tahan-korosi akan lebih sedikit. Logam yang terjangkit korosi akan menjadi anoda dan logam yang lebih tahan terhadap serangan korosi akan menjadi katoda. Biasanya logam yang katodik akan terjangkit sedikit bahkan tidak terjaidi korosi ketika kedua logam tersebut disambungkan. Jenis korosi ini disebut korosi galvanik.
3. Korosi Celah
Bentuk dari korosi yang ketika terdapat celah akhir penggabungan atau suatu penyatuan dua logam yang sama mempunyai kadar oksigen yang berbeda dengan penggalan luarnya. Jenis dari korosi tersebut pada umumnya disebabkan oleh lubang yang kecil, dan celah0celah di bawah kepala baut dan pakunya keling.
4. Korosi Sumuran
Bentuk dari korosi yang ketika terdapat celah akhir penggabungan atau suatu penyatuan dua logam yang sama mempunyai kadar oksigen yang berbeda dengan penggalan luarnya. Jenis dari korosi tersebut pada umumnya disebabkan oleh lubang yang kecil, dan celah0celah di bawah kepala baut dan pakunya keling.
4. Korosi Sumuran
Korosi sumuran merupakan bentuk dari adanya serangan korosi yang sangat lokal kemudian menyerang suatu tempat tertentu yang mengakibatkan adanya lubang dalam logam. Kemudian lubang yang berdiameter kecil ataupun besar, dalam banyak masalah lubang tersebut relatif kecil. Lubang yang terisolasi ataupun terkadang terlihat contohnya permukaan yang kasar. Pits umumnya bisa digambarkan sebagai rongga atau lubang berdiameter permukaan kurang-lebih sama ataupun kurang dari kedalaman.
Korosi sumuran yaitu bentuk dari suatu korosi yang paling gampang merusak dan juga berbahaya. Hal tersebut mengakibatkan suatu peralatan sanggup gagal lantaran dengan terjadinya suatu penurunan massa yang sedikit saja sanggup mengakibatkan terjadinya suatu lubang, maka kegagalan sanggup juga terjadi dengan mudah. Terkadang sulit dalam mendeteksi pit lantaran ukurannya yang kecil dan juga pada arena lubang-lubang tersebut sanggup tertutup oleh produksi korosi.
5. Korosi Erosi
Korosi Erosi yaitu suatu korosi yang terjadi lantaran tingkat percepatan kerusakan atua serangan pada logam dari gerakan relatif antara cairan korosif dan permukaan logam. Biasanya gerakan tersebut cukup cepat, dan ikut serta dengan abrasi. Logam yang berada di permukaan tersebut kemudian berubah ke ion terlarut atau bentuk produk korosi yang padat.
Terkadang juga dipengaruhi dari lingkungan yang mengurangi laju korosi, khususnya pada ketika terjadi serangna logam dalam kondisi tergenang, tapi tidak sanggup disebut dengan erosion corrosion lantaran terjadi suatu kerusakan tidak bertambah. Bentuk fisik dari korosi erosi sanggup ditandai dalam suatu penampilannya berupa alur, parit, gelombanang, lubang bulat, lembah-lembah, dan juga sanggup membuktikan pola arah.
Korosi Tegangan
Gaya-gaya mekanis contohnya dari tarikan atau kompresi besar lengan berkuasa sangat kecil pada proses pengkaratan di penggalan metal yang sama kalau ditinjau dari laju pengkaratan dalam mil pertahun. Namun, ketika itu merupakan penggalan kombinasi antara tensile stress dan lingkungan yang korosif, maka kondisi tersebut merupakan salah satu dari penyebab utama dalam kegagalan material. Kegiatan tersebut sanggup berupa retakan yang biasa disebut dengan korosi tegangan.
Jenis serangan yang sanggup berkarat terjadi sangat cepat, dalam ukuran menit, yaitu ketika seluruh persyaratan sanggup terjadi karat regangan (tegangan) ini telah terpenuhi pada ketika tertentu yakni adanya suatu regangan internal dan tercipta ketika kondisi korosif yang bekerjasama dengna konsentrasi zat karat (corrodent) dan juga suhu lingkungan.
5. Korosi Erosi
Korosi Erosi yaitu suatu korosi yang terjadi lantaran tingkat percepatan kerusakan atua serangan pada logam dari gerakan relatif antara cairan korosif dan permukaan logam. Biasanya gerakan tersebut cukup cepat, dan ikut serta dengan abrasi. Logam yang berada di permukaan tersebut kemudian berubah ke ion terlarut atau bentuk produk korosi yang padat.
Terkadang juga dipengaruhi dari lingkungan yang mengurangi laju korosi, khususnya pada ketika terjadi serangna logam dalam kondisi tergenang, tapi tidak sanggup disebut dengan erosion corrosion lantaran terjadi suatu kerusakan tidak bertambah. Bentuk fisik dari korosi erosi sanggup ditandai dalam suatu penampilannya berupa alur, parit, gelombanang, lubang bulat, lembah-lembah, dan juga sanggup membuktikan pola arah.
Korosi Tegangan
Gaya-gaya mekanis contohnya dari tarikan atau kompresi besar lengan berkuasa sangat kecil pada proses pengkaratan di penggalan metal yang sama kalau ditinjau dari laju pengkaratan dalam mil pertahun. Namun, ketika itu merupakan penggalan kombinasi antara tensile stress dan lingkungan yang korosif, maka kondisi tersebut merupakan salah satu dari penyebab utama dalam kegagalan material. Kegiatan tersebut sanggup berupa retakan yang biasa disebut dengan korosi tegangan.
Jenis serangan yang sanggup berkarat terjadi sangat cepat, dalam ukuran menit, yaitu ketika seluruh persyaratan sanggup terjadi karat regangan (tegangan) ini telah terpenuhi pada ketika tertentu yakni adanya suatu regangan internal dan tercipta ketika kondisi korosif yang bekerjasama dengna konsentrasi zat karat (corrodent) dan juga suhu lingkungan.
Faktor Penyebab Korosi
Peristiwa korosi sesuai dengan proses elektrokimia yaitu proses (perubahan atau reaksi kimia) yang melibatkan adanya suatu aliran listrik. Bagian tertentu tersebut dari besi berlaku suatu kutub negatif (elektroda njegatif, anoda), sedangkan penggalan yang lain sebagai kutub positif (eketroda positif, katoda). Elektron tersebut mengalir dari anoda ke katoda, sehingga sanggup terjadi suatu kejadian korosi.Korosi tersebut terjadi lantaran terdapat medium kering yang juga medium basah. Sebagai rujukan dari korosi yang tberlangsung dalam suatu medium kering yaitu penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas sulfur dioksida (SO2).
Di dalam medium berair tersebut, korosi sanggup terjadi secara seragam walaupun secara terlokalisasi. Contohnya dari korosi seragam di dalam medium berair yaitu ketika besi terendam di dalam larutan asam klorida (HCl). Korosi dalam medium berair terjadi ketika terlokalisasi ada yang memperlihatkan suatu makroskopis, menyerupai kejadian korosi galvanik sistem besi-seng, korosi erosi, korosi reatakan, korosi lubang, korosi pengelupasan, serta korosi pelumeran, contohnya rupa yang mikroskopis yang dihasilkan dari korosi tegangan, korosi antar butir, dan korosi patahan.
Walaupun demikian sebagian dari korosi logam khususnya pada besi, terkorosi di alam dengan melalui suatu cara elektrokimia yang banyak menyangkut suatu fenomena antar muka. Hal demikian banyak dijadikan dasar utama dalam suatu pembahasan mengenai tugas dalam pengendalian korosi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi
1. Konsentrasi H20 dan O2
Pada kondisi kelembaban yang lebih tinggi, bisa sanggup lebih cepat berkarat. Selain itu, air yang mempunyai kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, mempunyai perkaratan yang lebih cepat. Hal demikian sebagaimana air dan juga oksigen berperan sebagai suatu medium yang terjadi korosi dan juga biro pengoksidasi besi.
2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi sanggup lebih cepat, sebagaiman reaksi reduksi oksigen dalam suatu suasana asama sanggup lebih impulsif yang ditandai suatu potensial reduksinya yang lebih besar dibandingkan dengan suasana netral ataupun biasa.
3. Keberadaan Elektrolit
Elektrolit contohnya garam NaCl di suatu medium korosi sanggup mempercepat terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit yang sanggup membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari adanya suatu reaksi oksidasi di tempat anode kepada reaksi reduksi pada tempat katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suatu suhu, maka akan semakin cepat juga korosinya yang terjadi. Hal tersebut terjadi, sebagaimana laju reaksi kimia yang terus meningkatkan seiring bertambahnya suhu.
5. Galvanic Coupling
Jika besi terhubung ataupun melekat pada penggalan logam yang kurang reaktif (tidak muda teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka sanggup timbul suatu beda potensial yang bisa mengakibatkan terjadinya aliran elektron dan besi (anode) ke logam yang kurang reaktif (katode). Hal demikian mengakibatkan besi sanggup lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam yang kurang efektif. Efek demikian juga dengan imbas galvanic Coupling.
Cara Mencegah Korosi Pada Besi
1. Mencegah Dengan Menggunakan Lapisan Pelindung untuk Pencegahan Kontak Langsung dengan H2O dan O2
Ada beberapa lapisan pelindung yang sanggup digunakan, contohnya lapisan cat, lapisan oli dan gemuk, lapisan plastik, dan juga lapisan logam lain, contohnya Sn, Zn, dan Cr. Pada pelapisan cat dan juga pelapisan plastik kalau cat tergores ataupun terkupas atau plastik terkelupas, korosi sanggup mulai terjadi ketika penggalan yang terpapar dengan udara tersebut. Pelapisan dengan oli dan gemuk, butuh dilakukan dengan pengolesan secara berkala.
Pada pelapisan timah (tin plating), timah lebih sanggup tahan korosi lantaran kurang reaktif dibandingkan dengan besi, yang potensial reduksi besi lebih negatif (E° Fe = −0,44 V; E° Sn = −0,14 V). Akan tetapi, sebagaimana dalam imbas galvanic coupling, ketika lapisan timah tergores, maka justru timah sanggup mempercepat korosi pada besi. Pelapisan timah tersebut, umumnya dilakukan dengan kaleng-kaleng kemasan.
Pelapisan timah umunya dipakai dengan kaleng-kaleng kemasan yang bertujuan biar kaleng-kaleng dari bekas cepat rusak dan hancur. Pada pelapisan zink (galvanisasi), zink sanggup lebih reaktif dibandingkan dengan besi E° Fe = −0,44 V; E° Sn = −0,76 V Beda halnya dengan timah, kalau lapisannya tidak utuh, zink sanggup melindungi besi dari korosi. Hal tersebut terjadi lantaran bentuk sel elektrokimia dengan zink dengan anode yang teroksidasi dan besi sebagai katode. Mekanisme pertolongan dinamai dengan pertolongan katode.
Pelapisan zink umunya dipakai pada besi penopang konstruksi dan pipa besi. Pelapisan kromium (chrome plating), kromium lebih (E° Fe = −0,44 V; E° Cr = −0,74 V). Sama menyerupai zink, prosedur pertolongan katode juga terjadi pada pelapisan kromium meskipun ada lapisan kromium yang rusak. Pelapisan kromium umumnya dipakai pada ketel, setang, dan bemper mobil.
2. Menggunakan pertolongan katode
- Menggunakan logam lain yang lebih reaktif sebagai anode korban. Logam lain yang lebih reaktif dari besi, menyerupai Zn, Cr, Al, dan Mg, akan berfungsi sebagai anode korban yang menyuplai elektron yang dipakai untuk mereduksi oksigen pada katode besi. Metode pertolongan katode ini sanggup dilakukan dengan pelapisan menyerupai pada galvanisasi dan chrome plating ataupun dengan hanya menghubungkan logam anode korban dengan besi. Sebagai contoh, pipa besi yang ditanam di bawah tanah dan tubuh kapal maritim umumnya dihubungkan dengan batang magnesium. Magnesium akan berfungsi sebagai anode korban dan besi menjadi katode yang terlindungi dari korosi (E° Fe = −0,44 V; E° Cr = −2,37 V). Batang magnesium tersebut harus diganti secara berkala.
- Menyuplai listrik dari luar. Untuk melindungi tangki besi bawah tanah juga sanggup dipakai anode inert menyerupai grafit yang dihubungkan dengan sumber listrik. Elektron dari sumber listrik akan mengalir ke anode, kemudian oksidasi yang terjadi di anode akan melepas elektron yang akan mengalir menuju katode tangki besi melalui elektrolit tanah.
Demikianlah isu mengenai Korosi. Semoga isu ini sanggup bermanfaat dan menambah pengetahuan kita serta bisa kita aplikasikan secara nyata, positif secara cepat dan sempurna untuk kehidupan sekitar kita dan masyarakat luas. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi:
- eprints.undip.ac.id/41465/3/BAB_II.pdf
- eprints.polsri.ac.id/2019/3/13%20BAB%20II.pdf
- eprints.polsri.ac.id/1947/3/BAB%20II.pdf
- dll.