-->

Tangga Nada Diatonis Mayor, Kelas 5, Tema 8, Subtema 1, Pembelajaran 5

Ada lagu bertangga nada diatonis mayor. Ada pula lagu bertangga nada diatonis minor. Lagu “Kampungku” termasuk lagu bertangga nada diatonis mayor. Apa maksudnya? Ayo, kita pelajari bersama. Dan berikut adalah lagu "Kampungku", Perhatikan notasi lagunya.
Ayo Bercerita
1. Apa judul lagu itu?
Jawab; Kampungku

2. Siapa penciptanya?
Jawab; A.T. Mahmud

3. Apa nada dasar yang digunakan?
Jawab; do=C

4. Apa tanda tempo yang digunakan?
Jawab; 3/4

5. Apa arti tanda tempo itu?
Jawab; Agak cepat

6. Bacalah syair lagu tersebut. Bercerita tentang apakah teks lagu itu?
Jawab; Lagu kampungku menceritakan tentang sebuah kampung yang terletak di tepi sungai. Dimana kampung itu menjadi tempat perahu-perahu melintas. Rumah-rumah di kampung itu terbuat dari bambu.

Sedikit membahas tentang pencipta lagu tersebut yaitu A.T Mahmud, beliau bernama lengkap Masagus Abdullah Mahmud, lahir di Palembang pada tanggal 3 Februari 1930. Oleh teman-teman sekolahnya, A.T Mahmud sering dipanggil dengan nama “Totong", sehingga menjadikan nama populer untuk beliau yaotu Abdullah Totong Mahmud (A.T Mahmud).

Seperti telah disebutkan diawal bahwa lagu Kampungku merupakan lagu bertangga nada diatonis mayor. Apa maksudnya? 

Ayo Membaca!
Tangga Nada Diatonis Mayor
Tangga nada merupakan susunan berjenjang, misalnya do, re, mi, fa, sol, la, si, do. Dalam seni musik ada jenis tangga nada diatonis. Tangga nada diatonis terdiri atas delapan nada. Tangga nada diatonis dibagi lagi dalam dua jenis tangga nada, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.

Tangga nada diatonis mayor memiliki interval (jarak nada) 1-1 ½ -1- 1- 1 -½. Perhatikan contoh urutan tangga nada diatonis mayor berikut.
Jika digambar, berikut tangga nada diatonis mayor.
Ciri-ciri tangga nada diatonis mayor biasanya sebagai berikut.

  1. Bersifat riang gembira.
  2. Bersemangat.
  3. Biasanya diawali dan diakhiri nada do. Namun, tidak menutup kemungkinan diawali dengan nada 5 (sol) atau 3 (mi) dan diakhiri nada 1 (do).
Ayo Mencoba

Kamu telah membaca teks “Tangga Nada Diatonis Mayor”.
1. Apa pengertian tangga nada mayor?
Jawab; Tangga nada Mayor adalah tangga nada yang memiliki urutan interval (jarak antar nada) 1, 1, 1/2 1, 1, 1, 1/2 yang biasanya bersifat gembira dan semangat dan digunakan untuk lagu-lagu mars/ lagu lagu yang bersifat semangat.

2. Apa ciri-ciri lagu bertangga nada mayor?
  • Bersifat riang gembira.
  • Bersemangat.
  • Biasanya diawali dan diakhiri nada do. Namun, tidak menutup kemungkinan diawali dengan nada 5 (sol) atau 3 (mi) dan diakhiri nada 1 (do).
Lagu “Kampungku” menceritakan sebuah kampung di tepi sungai tempat perahu-perahu melintas. Rumah-rumah di kampung itu terbuat dari bambu. Dapatkah kamu membayangkan suasana kampung tersebut?
Pada siang hari yang terik, panas matahari akan menguapkan air dari permukaan sungai. Apa akibatnya bagi persediaan air sungai?

Ayo Berdiskusi
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan berdiskusi bersama kelompokmu.
1. Dari mana air sungai berasal?
Jawaban: Air sungai berasal dari air hujan dan air yang mengalir dari hulu sungai.

2. Siapa saja yang memanfaatkan air sungai?
Jawaban: Air sungai dimanfaatkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan di sekitar sungai, serta hewan, dan tumbuhan di dalam sungai.

3. Untuk apa air sungai dimanfaatkan?
Jawaban: Manusia
memanfaatkan air sungai untuk mengairi tanaman pertanian, sebagai sumber air keperluan sehari-hari, dan sebagai sarana angkutan. Hewan darat memanfaatkan air sungai sebagai sumber air minum. Tumbuhan darat memanfaatkan air sebagai sumber air untuk proses fotosintesis. Hewan dan tumbuhan sungai memanfaatkan air sungai sebagai tempat hidup.

4. Apakah persediaan air sungai dapat berkurang karena menguap saat terkena panas matahari? Jelaskan jawabanmu.
Jawaban: Dalam kondisi normal, air sungai tidak berkurang karena menguap. Siklus air akan mengembalikan air yang menguap. Namun, dalam kondisi kemarau yang sangat ekstrim, sungai dapat mengalami kekeringan.

5. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi persediaan air sungai?
Jawaban: Curah hujan, cuaca, dan kondisi hulu sungai.

Ayo Membaca
Bunga Paling Berharga

Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan. Hujan jarang turun di desa itu sehingga tidak banyak tetumbuhan. Jangankan bunga-bungaan, semak-semak pun jarang ditemui.
Suatu hari, sebelum berakhirnya pelajaran, Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Buku tulis itu halaman-halaman dalamnya berwarna putih dan bersampul merah. Indah sekali.
“Buku tulis itu untuk kalian. Kalian boleh menulis apa saja di dalamnya,” kata Bu Mala.
“Saya mau menuliskan catatan harian di buku ini,” kata Nola.
“Saya mau menggambar wajah setiap orang yang saya temui,” kata Wendi yang hobi menggambar.
“Saya mau membuat herbarium,” kata Makale.
Bu Mala memandang Makale dengan penuh keheranan mendengar ucapan Makale.
“Kamu mau membuat herbarium?” tanya Bu Mala kepada Makale.
“Ya. Seorang pelancong pernah menunjukkan buku herbariumnya kepada saya. Herbarium itu sangat indah,” jawab Makakale.
“Tetapi, untuk membuat herbarium kamu akan membutuhkan banyak daun. Tahukah kamu?” tanya Bu Mala.
Makale menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Atau bunga...”
“Di mana kamu akan mencarinya?” tanya teman-teman Makale.
Makale memandang keluar jendela. Tidak tampak tanaman sama sekali.
“Saya akan mendapatkannya,” kata Makale sambil tersenyum.
Hari berganti hari. Waktu berlalu dengan cepat. Buku tulis merah milik para siswa Bu Mala telah berisi berbagai cerita, gambar, dan foto. Hanya buku tulis Makale yang masih kosong.
Pada suatu hari, sebuah awan hitam berhenti di atas desa tempat tinggal Makale. Tak lama kemudian awan hitam itu mencurahkan hujan yang sangat deras. Benih-benih tumbuhan yang terkubur di dalam tanah tandus desa itu pun tumbuh. Sepetak kebun terbentuk. Bunga-bunga merah kecil memenuhi
petak kebun itu.
Makale senang. Dipetiknya sekuntum bunga merah. Hanya satu. Kemudian, ditempelkannya bunga itu di dalam buku tulis merahnya. Hari berikutnya, bunga-bunga lainnya telah layu karena terbakar matahari.
Di dalam kelas, Makale berseru dengan gembira.
“Saya sudah membuat herbarium saya, Bu Mala.”
Bu Mala membuka buku tulis merah Makale. Herbarium itu hanya satu halaman. Hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.
LihatTutupKomentar